Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Ketika Menjadi Bunda

Sudah jalan 3 tahun, peran menjadi seorang bunda Dengan dua anak yang setia mengintil kemana saja Menjadi seorang bunda, membuat banyak kebiasaan hidup yang berbeda Dari kebiasaan beraktivitas buat sendiri menjadi aktivitas bersama Kebiasaan rapi pun berubah, rasanya dulu bisa sangat rapi dan teratur Sekarang waktu bisa saja mengulur Karena yang terpenting ritme keluarga berjalan tidak ngawur artinya kebutuhan dasar dan emosi anak terpenuhi makan minumnya kasih sayang dan kebutuhan untuk istirahatnya serta suami yang sering dinomor tigakan harus tetep diperhatikan serta Jadi, seringkali malah lupa sama diri sendiri Kebutuhan untuk potong rambut, treatmen kulit yg biasa minimal sebulan sekali Sekarang masih untung bisa pergi Kebanyakan karena rasa tidak tega sendiri Padahal sudah pasti diijinkan oleh suami Hmm tarik napas panjang, maka yang penting untuk diingat lama Bahwa ini semua tidak akan selamanya Karena ketika sadar tau tau sudah besar Anak yang tadinya bayi

Resah Dengan Situasi

Keresahan hati itu merupakan hal yang wajar dan biasa Ketika melihat sesuatu yang tidak ideal hadir di depan mata Hal yang wajar tadi selayaknya dihadapi dengan kelapangan dada Karena menggerutu bukan penyelesaian yang berguna Hey jangan salah, bukan larangan juga untuk mengeluh Bagaikan defense mechanisme, mengeluh itu sah Racun hati ya harus dibuang jauh Mengeluh itu salah satu cara yang ditempuh Namun setelah itu, apa? Tentu bukan berdiam diri Tetapi melihatnya apakah masih didalam kontrol diri atau tidak Karena ya menjadi pendendam bukan pilihan asa Memilih untuk tidak mengerjakan juga bukan gambaran pribadi Dan jelas tidak ingin menjadi mayat hidup or zombie jugak Jadi kalau begitu lalu bagaimana Pertama, pastikan hati tetap bersih Pusatkan pikiran pada apa yang dalam kendali Agar apa yang dilakukan tidak sia sia Ketika semua yang ada dalam wewenang ini dijalankan dengan sepenuh hati Maka seharusnya yang diluar wewenang dijauhkan dari pikiran Bukan tidak p

Pemulung di Pinggir Kota

Setelah sekian lama, tidak menulis lagi Tetiba kangen.. kangen menulis.. kangen meluangkan waktu untuk ini lagi.. Jadi, sekarang kita mulai lagi yaa menulis tentang hikmah kehidupan Yang tersirat dari beberapa menit yang krusial Dari kejadian sehari hari yang ringan Tetapi membawa hal yang spesial Jadi hari itu, seperti biasa aku dan suamiku pulang Setelah bekerja seharian mencari berlian Kami bersama memutuskan untuk menyudahi urusan duniawi dan kembali ke tempat peristirahatan untuk bertemu dengan buah hati dalam perjalanan hari itu semua nampak serupa  terkecuali saat melalui jalan setapak di langit senja aku kala itu melihat sesuatu yang berbeda Seorang ibu, dengan pakaian lusuh berjalan Sebelah kiri jalan di trotoar yang berdempet dengan selokan pinggir kota Pakaiannya nampak kotor dengan beban unggukan karung dipunggungnya aku melihat pemulung yang baru pulang dari mencari sampah disebelahnya aku melihat langkah-langkah kecil berjalan