Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Tidak Semua Emosi Layak Diperjuangkan

Pada suatu masa dalam kehidupan, seseorang pasti pernah merasa begitu berharga seakan dunia berada di ujung kakinya. Lalu bahagia membuncah didadanya. Tetapi pada lain masa, ia juga pernah merasa sangat terkucil dan hampir tidak dianggap. Lalu rasa takut menyelinap dihati. Itulah namanya kehidupan dan apa yang dirasakan adalah emosi. Kehidupan pasti adil karena pasti bergilir. Terkadang diatas terkadang dibawah. Begitu pun emosi berganti-ganti. Emosi tidak ubahnya seperti cuaca di muka bumi. Terkadang ia bisa terik menyengat panas, lalu berawan mengundang hujan, dan tiba tiba tanpa peringatan awan mendung hilang berganti cerah dengan angin sepoi sepoi. Itu semua sudah biasa. Itulah cuaca. Sama halnya bukan dengan emosi yang dapat berganti-ganti. Lebih jauh, emosi dasar menurut Paul Eckman diklasifikasikan menjadi 6 yaitu bahagia, takut, sedih, jijik, terkejut dan marah. Maka, keliru jika seseorang berkata "Duh lagi emosi banget nih!" untuk menggambarkan kemarahan yang dirasak

FOOD XPERIMENT: KARENA RASA PUNYA CERITA

Setiap orang pasti pernah memasakan makanan untuk yang tersayang. Ada kala dimana momen tersebut adalah momen yang sakral karena memasak bukan sekedar menghidangkan makanan, tapi menghadirkan rasa dari relung jiwa. Menyatu dalam konsentrat takaran setiap bahan, mensubtitusi kedalam cita rasa istimewa. Memasak bukan sekedar mengikuti urutan resep, tetapi memaknai setiap tahapan menyatunya setiap bahan dengan sukarela. Setiap waktu yang digunakan saat memasak adalah berharga, seperti berharganya hasil masakan yang disajikan dengan rasa dari jiwa. Semula, tentu setiap orang tidak terlahir dengan langsung gemar memasak. Ada yang memang menggemarinya sedari kecil karena orangtua atau idolanya mahir dalam memasak. Ada yang baru mulai menyukainya setelah dewasa. Kalau diijinkan berbagi cerita, saya termasuk yang kedua. Memang sedari kecil orangtua saya sudah membekali saya dengan life skill beliau sering menyebutkannya, yaitu dengan setiap hari berurusan dengan dapur. Mencuci piring, bantu me

MENGAPA KITA PERLU HAL MENARIK DARI RUTINITAS

Pernah tidak merasa jenuh saat menjalani rutinitas. Pasti semua pernah. Saya juga begitu sampai akhirnya saya dapat menyiasatinya dengan menemukan hal yang menarik dari rutinitas tersebut. Apapun rutinitasnya, penting untuk kita tetap menemukan hal yang menarik dalam melakukan hal tersebut. Bagi siapapun, rutinitas tentu menjadi hal yang tidak terhindarkan. Bahkan sebenarnya memiliki rutinitas yang baik itu perlu. Misalnya bangun pagi, berolahraga, dan lainnya. Namun, menjalani rutinitas yang sama tentu dapat mendatangkan kebosanan. Agar rutinitas bisa tetap dilakukan dengan menyenangkan, maka kita perlu mencari hal menarik dari menjalaninya. Sebagai contoh, salah satu rutinitas adalah belanja ke Pasar. Berawal dari kebiasaan lama memenuhi kebutuhan dapur yang dilakukan bersama orangtua sedari kecil, membuat saya lebih nyaman berbelanja ke Pasar daripada ke Warung atau Tukang Sayur. Memang tidak dapat dihindari bahwa pergi ke Pasar identik dengan becek, bebauan yang tidak sedap, dan pe

PEREMPUAN

Beberapa waktu belakangan isu kesetaraan gender begitu familiar ditelinga. Betapa perempuan dipandang harus dianggap setara dengan kaum pria. Kesetaraan didorong agar terjadi disemua lini, akademisi, bisnis dan lainnya. . Hal tersebut juga diperkuat oleh banyak kaum perempuan yang berkarya, mumpuni dan jelas dapat dianggap setara dengan laki laki. Apalagi mereka juga memiliki potensi. Perempuan yang sungguh sungguh menorehkan keahliannya pada bidang yang ia minati dan membawa manfaat untuk banyak orang. Perempuan yang melewati banyak tantangan dalam hidupnya untuk dapat survive dimana nyatanya tidak semua orang, baik laki laki dan perempuan, bisa sama survive dengannya dalam melewati tantangan yang sama. Perempuan yang berdiri tegak diatas kakinya sendiri dengan tidak melupakan kodratnya sebagai kaum hawa dan enggan meminta belas kasihan dari manusia. . Perempuan yang memenuhi syarat sah nya kesetaraan gender. Bahwa kemampuannya memang diatas rata rata kaumnya bahkan melebihi banyak ka

PEKERJAAN DULU DAN SEKARANG

. Mungkin terdengar gila apabila seseorang membuang karir yang telah dirintisnya beberapa tahun demi mengerjakan passionnya. Seorang dokter memilih berkarir sebagai komedian dan lantas bermain dalam sebuah film. Seorang dokter memilih aktif dalam dunia musik dimana menyanyi adalah jiwanya. Seorang pemimpin perusahaan mengundurkan diri dan memilih menjadi manusia biasa untuk mendapatkan kesejahteraan mental serta kasus lainnya. . Dulu bisa saja hal tersebut terdengar aneh dan dibilang gila. Tapi saat ini sudah biasa. Kita hidup dalam peradaban yang lebih sadar akan kebutuhan psikologis, passion, dan kesehatan mental. Seseorang bukan tidak khawatir dengan kebutuhan materiil, tetapi telah menyadari bahwa kebahagiaan yang hakiki bukan lagi sekedar terpenuhinya kebutuhan fisik. Banyak orang telah belajar kata cukup yang artinya jika kebutuhan materiil telah dicapainya ya maka cukup saja. Tidak harus mencari banyak apalagi berlebih. Lalu ia dapat meneruskan hidup untuk memenuhi kebutuhan jiw

NASI KUNING PINGGIR JALAN

Penjual nasi kuning dekat rumah saya sudah berjualan sejak dua atau tiga tahun lalu, sekitaran tahun 2018 atau bisa saja sebelum itu. Menariknya ia menjual dengan harga yang cukup murah untuk ukuran ibu kota, yaitu Rp 6.000,- sebungkusnya. Meskipun, wilayah tempat saya tinggal memang sedikit lagi berbatasan dengan kota penyokong di sekitaran Ibu Kota tapi masih termasuk Wilayah DKI Jakarta. Umunya, harga nasi kuning dengan telor, timun, bawang goreng, sambel dan kerupuk sudah dijual sekitar Rp 7.000,- . Selisih yang lumayan untuk ukuran makanan yang dijual pedagang gerobak.  Hal yang membuat saya jadi kepikiran adalah ketika melewati masa pandemi, jualan dia tetap Rp 6.000,- dengan produk yang saya rasa sama dengan sebelumnya. Tidak ada pengurangan nasi, lauknya ataupun sambel. Saya berpikir bagaimana cara si abang penjual nasi kuning tersebut memenuhi kebutuhan sehari-harinya dengan harga jual produk yang begitu murah. Saya sempat menduga apakah hidupnya sulit atau seperti apa. Tapi t

Diantara Ekspektasi dan Realita

Sepanjang hidup manusia akan senantiasa bermain seimbang dalam hal ekspektasi dan realitas. Keseimbangan yang dapat tidak tercapai karena ekspektasi yang ketinggian atau realita yang tak sempurna. Manusia umumnya kecewa ketika realita tidak sebaik ekspektasi dan akan bahagian apabila ekspektasi terpenuhi atau bahkan realita yang lebih baik dari ekspektasi. Kekecewaan yang terjadi ketika ekspektasi tidak terpenuhi membuat manusia mencari cara agar dirinya merasa nyaman. Baik dengan berupaya lagi mencapai ekspektasi dengan cara yang baru atau pun mengubah ekspektasinya menjadi lebih sederhana. Cara-cara tersebut proses adaptasi manusia menerima sesuatu yang tidak ideal yang biasa disebut sebagai proses bertahan atau  defense mechanism. Kalau begitu, apakah ekspektasi baik? Ya tentu saja, krn ekspektasi membawa manusia pada usaha yg lebih maksimal. Sejauh mana ia serius dan mengupayakan ekspektasinya tersebut. Hanya memang kadar ekspektasi harus disesuaikan, bukan yang pasti didapat tapi

Hujan dan Rasa Syukur

Beberapa hari ini hujan rajin datang. Mengguyur daerah tempat kami bernaung. Kalau hujan datang, rasanya ada yang berbeda. Seolah ini waktu yang tepat untuk merenung. Nuansa muhasabah dalam keheningan malam. Serupa momen memikirkan kembali segala sesuatu. Memikirkan kenangan yang berkesan atau pun rencana di masa depan yang saling berlintasan. Bukan overthinking cuman ingin mendekap guling sembari bergelung dalam selimut. Membiarkan pikiran bermain dan jiwa merasa. Nikmatnya. Neuron dan jaringan saraf didalam pikiran saling bertautan membawa peristiwa yang telah lalu maupun yang diharap terjadi kedalam nyata pikiran. Memaknai segala peristiwa yang pernah terjadi sebagai peristiwa yang memang harus terjadi, tanpa penyesalan dan tanpa harapan kembali kecuali untuk merasakan momennya sekali lagi. Berdamai dengan masa lalu sehingga tidak ada lagi keinginan merubahnya. Masa lalu bagaimanapun adalah yang membentuk kita saat ini. Melalui masa lalu yang sedemikian berliku, kita telah sampai pa

Pernikahan dan Ujiannya

Setiap fase kehidupan manusia sebenarnya adalah ujian. Selalu seperti itu. Termasuk dalam pernikahan. Adalah ujian. Hal yang berbeda adalah tidak setiap orang menyadari bahwa menikah itu memasuki gerbang ujian. Dan tidak setiap ujian dalam pernikahan dimaknai sebagai ujian, melainkan sebagai permasalahan. Sesuatu yang dianggap masalah dimaknai oleh hati dan pikiran sebagai sesuatu yang tidak mengenakan dan bagaikan sesuatu beban. Berbeda jika dipandang sebagai ujian, kalau dulu semasa sekolah ujian adalah perlu diselesaikan dengan perjuangan. Dimana seseorang pasti lah buka buku, cari teori, menghapal melakukan pemahaman dan berusaha mati-matian.  Sekarang coba perhatikan dalam pernikahan, tentu tidak jarang seseorang yang mengalami ujian dalam pernikahannya lalu memilih menyerah diawal. Jika ini sebuah ujian, yang bersangkutan memilih menyerah pada nomor awal, baru 10 pilihan ganda sudah menyerah katakanlah seperti itu. Apakah sudah berusaha dan berjuang? Apakah sudah berusaha dengan

Berselingkuh di Lingkungan Perkantoran = Tidak Berintegritas?

Pada pemarapan berikut, tidak akan dalam membahas mengenai perselingkuhan itu sendiri. Tetapi fokus pada apakah perselingkuhan merupakan bentuk bahwa seseorang memiliki integritas atau tidak. Secara sederhana, jika dilihat dari kacamata keluarga tentu saja tidak berintegritas. Dengan alasan sudah mengkhianati pasangannya. Ketidaksetiaan terhadap pasangan adalah bentuk nyata dari pengkhianatan. Nah, tetapi yang menentukan tidaknya seseorang melakukan perselingkuhan adalah pasangan resminya karena setiap pasangan memiliki definisi yang berbeda tentang perselingkuhan itu sendiri. Ada pasangan yang memang mengijinkan pasangannya untuk dekat dengan lawan jenis sampai dengan batasan tertentu, sepanjang tidak melakukan hubungan seksual maka pasangan tersebut sepakat bahwa itu adalah bukan perselingkuhan. Tetapi ada pula pasangan yang menganggap bahwa pergi berdua beberapa kali dengan lawan jenis lainnya dimana pasangannya tersebut memiliki perasaan terhadap lawan jenisnya tersebut adalah suda

Mind Your Own Business

Sebagai seseorang yang telah lama hidup di dunia, tentunya quote Mind Your Own Business  akan terasa familiar. Quote tersebut dapat dimaknai untuk tidak mencampuri urusan orang lain atau dengan bahasa positif merupakan ajakan untuk lebih fokus terhadap urusan pribadi. Saya pikir itu sebuah nasehat yang baik, karena dari jaman dahulu manusia memang senang mengurus dan melirik urusan yang sebenarnya bukan urusan pribadinya. Manusia sebagai makhluk sosial memang memiliki kecenderungan untuk perhatian kepada urusan orang lain. Di beberapa budaya hal tersebut didorong dengan keyakinan bahwa peduli terhadap orang lain adalah penting, misalnya peduli terhadap saudara kandung, kerabat dekat dan lainnya. Kepedulian dalam bentuk saling tolong menolong, saling mengunjungi dan hal umum lainnya. Tetapi tidak jarang kepedulian itu masuk ke ranah pribadi. Misalnya memberikan masukan yang sebenarnya tidak perlu. Berkomentar untul hal-hal yang justru membuat objek yang dikomentari menjadi panas dan ter

Bertamu Kala Pandemi

Terhitung sudah hampir setahun Pandemi Covid19 mewabahi Indonesia.Wabah Covid19 pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina pada Desember 2019. Sejak saat itu, pemberlakuan lockdown yang dilakukan Cina berturut-turut diikuti oleh sejumlah negara yang mulai mengidentifikasi adanya paparan Virus Covid19 pada warga negaranya. Hal yang sama mulai dilakukan Indonesia pada Bulan April 2020. Saat itu, masih teringat ketika pemberlakuan PSBB di Wilayah DKI Jakarta pertama kali dilakukan. Pemberlakuan PSBB diawali dengan diidentifikasinya masyarakat yang terpapar virus Covid19. Kala itu serentak masyarakat berbondong-bondong berburu masker dan handsanitizer. Tampak seluruh toko kehabisan barang-barang medis tersebut. Kondisi diikuti oleh sejumlah spekulasi lainnya yang menyatakan bahwa wabah akan merambah pada sosial ekonomi yang menyebabkan krisis. Waktu berlalu dan hal tersebut memang terjadi, seperti PHK di banyak lapangan kerja, kerugian materiil yang dialami oleh banyak pengusaha, dan lainnya. T

Resign

Sejak tanggal 1 Agustus 2020, seorang perempuan menuai keputusannya untuk sepenuh hati menghabiskan waktu-waktu berharganya di rumah. Keputusan ini, tentu saja merupakan hasil dari pertimbangan dan diskusi yang panjang dengan suami dan keluarga tercinta. Bukan tanpa sebab, bermuara pada keputusan yang sekaligus menghentikan karirnya sejenak. Alasan ingin lebih dekat dengan buah hati tentu yang pertama. Ingin memantau perkembangan anak-anak secara detail suara hati kecil perempuan itu bergemuruh. Bukannya tidak mungkin melakukan pengamatan dengan tetap bekerja sih, tetapi mumpung anak anak masih usia dini, ingin sekali untuk meminimalisir kendala yang dapat membuatnya ketinggalan sesuatu yang baru dari anak anaknya. Keputusan ini rupanya memang sudah menjadi ketetapan Illahi, jalan perempuan muda tersebut nyatanya dimudahkan. Ia pun resign dari perusahaan ternama di negeri ini dengan pelepasan yang mengharukan. Setidaknya bagi dirinya, dan bagi orang orang terdekatnya. Puluhan notifikas