Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

Pernikahan dan Ujiannya

Setiap fase kehidupan manusia sebenarnya adalah ujian. Selalu seperti itu. Termasuk dalam pernikahan. Adalah ujian. Hal yang berbeda adalah tidak setiap orang menyadari bahwa menikah itu memasuki gerbang ujian. Dan tidak setiap ujian dalam pernikahan dimaknai sebagai ujian, melainkan sebagai permasalahan. Sesuatu yang dianggap masalah dimaknai oleh hati dan pikiran sebagai sesuatu yang tidak mengenakan dan bagaikan sesuatu beban. Berbeda jika dipandang sebagai ujian, kalau dulu semasa sekolah ujian adalah perlu diselesaikan dengan perjuangan. Dimana seseorang pasti lah buka buku, cari teori, menghapal melakukan pemahaman dan berusaha mati-matian.  Sekarang coba perhatikan dalam pernikahan, tentu tidak jarang seseorang yang mengalami ujian dalam pernikahannya lalu memilih menyerah diawal. Jika ini sebuah ujian, yang bersangkutan memilih menyerah pada nomor awal, baru 10 pilihan ganda sudah menyerah katakanlah seperti itu. Apakah sudah berusaha dan berjuang? Apakah sudah berusaha dengan

Berselingkuh di Lingkungan Perkantoran = Tidak Berintegritas?

Pada pemarapan berikut, tidak akan dalam membahas mengenai perselingkuhan itu sendiri. Tetapi fokus pada apakah perselingkuhan merupakan bentuk bahwa seseorang memiliki integritas atau tidak. Secara sederhana, jika dilihat dari kacamata keluarga tentu saja tidak berintegritas. Dengan alasan sudah mengkhianati pasangannya. Ketidaksetiaan terhadap pasangan adalah bentuk nyata dari pengkhianatan. Nah, tetapi yang menentukan tidaknya seseorang melakukan perselingkuhan adalah pasangan resminya karena setiap pasangan memiliki definisi yang berbeda tentang perselingkuhan itu sendiri. Ada pasangan yang memang mengijinkan pasangannya untuk dekat dengan lawan jenis sampai dengan batasan tertentu, sepanjang tidak melakukan hubungan seksual maka pasangan tersebut sepakat bahwa itu adalah bukan perselingkuhan. Tetapi ada pula pasangan yang menganggap bahwa pergi berdua beberapa kali dengan lawan jenis lainnya dimana pasangannya tersebut memiliki perasaan terhadap lawan jenisnya tersebut adalah suda

Mind Your Own Business

Sebagai seseorang yang telah lama hidup di dunia, tentunya quote Mind Your Own Business  akan terasa familiar. Quote tersebut dapat dimaknai untuk tidak mencampuri urusan orang lain atau dengan bahasa positif merupakan ajakan untuk lebih fokus terhadap urusan pribadi. Saya pikir itu sebuah nasehat yang baik, karena dari jaman dahulu manusia memang senang mengurus dan melirik urusan yang sebenarnya bukan urusan pribadinya. Manusia sebagai makhluk sosial memang memiliki kecenderungan untuk perhatian kepada urusan orang lain. Di beberapa budaya hal tersebut didorong dengan keyakinan bahwa peduli terhadap orang lain adalah penting, misalnya peduli terhadap saudara kandung, kerabat dekat dan lainnya. Kepedulian dalam bentuk saling tolong menolong, saling mengunjungi dan hal umum lainnya. Tetapi tidak jarang kepedulian itu masuk ke ranah pribadi. Misalnya memberikan masukan yang sebenarnya tidak perlu. Berkomentar untul hal-hal yang justru membuat objek yang dikomentari menjadi panas dan ter

Bertamu Kala Pandemi

Terhitung sudah hampir setahun Pandemi Covid19 mewabahi Indonesia.Wabah Covid19 pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina pada Desember 2019. Sejak saat itu, pemberlakuan lockdown yang dilakukan Cina berturut-turut diikuti oleh sejumlah negara yang mulai mengidentifikasi adanya paparan Virus Covid19 pada warga negaranya. Hal yang sama mulai dilakukan Indonesia pada Bulan April 2020. Saat itu, masih teringat ketika pemberlakuan PSBB di Wilayah DKI Jakarta pertama kali dilakukan. Pemberlakuan PSBB diawali dengan diidentifikasinya masyarakat yang terpapar virus Covid19. Kala itu serentak masyarakat berbondong-bondong berburu masker dan handsanitizer. Tampak seluruh toko kehabisan barang-barang medis tersebut. Kondisi diikuti oleh sejumlah spekulasi lainnya yang menyatakan bahwa wabah akan merambah pada sosial ekonomi yang menyebabkan krisis. Waktu berlalu dan hal tersebut memang terjadi, seperti PHK di banyak lapangan kerja, kerugian materiil yang dialami oleh banyak pengusaha, dan lainnya. T

Resign

Sejak tanggal 1 Agustus 2020, seorang perempuan menuai keputusannya untuk sepenuh hati menghabiskan waktu-waktu berharganya di rumah. Keputusan ini, tentu saja merupakan hasil dari pertimbangan dan diskusi yang panjang dengan suami dan keluarga tercinta. Bukan tanpa sebab, bermuara pada keputusan yang sekaligus menghentikan karirnya sejenak. Alasan ingin lebih dekat dengan buah hati tentu yang pertama. Ingin memantau perkembangan anak-anak secara detail suara hati kecil perempuan itu bergemuruh. Bukannya tidak mungkin melakukan pengamatan dengan tetap bekerja sih, tetapi mumpung anak anak masih usia dini, ingin sekali untuk meminimalisir kendala yang dapat membuatnya ketinggalan sesuatu yang baru dari anak anaknya. Keputusan ini rupanya memang sudah menjadi ketetapan Illahi, jalan perempuan muda tersebut nyatanya dimudahkan. Ia pun resign dari perusahaan ternama di negeri ini dengan pelepasan yang mengharukan. Setidaknya bagi dirinya, dan bagi orang orang terdekatnya. Puluhan notifikas