Efek Pelatihan
Gini nih, pertama kalinya orang punya blog
masih sangat antusias dan giat untuk menulis..
Minggu lalu, saya mengikuti training yang diselenggarakan di kantor
Actually, this training is for structural employee..
Jadi saya disana berperan sebagai panitia penyelenggara, panitia serabutan.
Beralih ke isi pelatihannya, cuuuy..
Yup, sasaran dari pelatihan ini adalah ranah kognitif
setiap peserta diajak untuk merenungi kehidupan masa lalunya dan membayangkan akan jadi seperti apa masa depannya..
Masa lampau tentu tak selamanya indah. Melalui pelatihan ini, setiap peserta diminta untuk melupakan, memaafkan, dan level tertinggi mengikhlaskan apa yang sempat terjadi itu.
Keikhlasan terhadap masa lalu, menjadi salah satu komponen utama yang mendorong seseorang untuk menerima eksistensinya saat ini. Siapa dia, atribut-atribut yang menyangkut dirinya dan tetek bengek lainnya. Kondisi penerimaan terhadap diri sendiri ini lantas dilanjutkan oleh Sang Trainer dengan menu sesi pelatihan berikutnya yakni mengajak peserta untuk membayangkan masa depannya. Keinginannya dimasa depan, mimpi-mimpi dan cita-citanya dimasa datang. Pada akhirnya trainer membagikan tips jitu untuk memotivasi peserta dalam menggapai impiannya tersebut.
Over all, saya berpendapat bahwa pelatihan jenis tersebut penting dan wajib diberikan pada seluruh pegawai. Terlepas dari biaya pelaksanaannya tentu. Hehehe. Buat saya pelatihan tersebut, ibarat oase di tengah padang terik. Perjalanan panjang menggapai mimpi jelas membuat dahaga pemiliknya. Apalagi kalo mimpinya tak kunjung terwujud. Melalui pelatihan ini, kita dipaksa untuk berpikiran positif selalu. Pikiran positif, sangat melegakan jiwa.
Selain itu, kita diajak membangun kekuatan pikiran disana. Kekuatan pikiran yang dapat memerintahkan tubuh dan anggota tubuh lainnya untuk bergerak sesuai mimpi dan cita-cita yang terpahat dalam kognisi kita. Lebih dari itu, kita diajarkan untuk membangun niat. Niat yang notabene nya adalah hal utama untuk mewujudkan impian. Bahkan untuk melakukan kegiatan. Tanpa niat, segala sesuatu tidak akan berjalan. Niat adalah esensi dari usaha untuk mewujudkan mimpi.
Dan sebagai tindak lanjut, atas pelatihan tersebut, saya bertekad bukan hanya untuk senantiasa menjaga niat saya untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang telah saya patri dalam hati. Tetapi juga untuk secara perlahan melakuan aksi demi mimpi tersebut.
masih sangat antusias dan giat untuk menulis..
Minggu lalu, saya mengikuti training yang diselenggarakan di kantor
Actually, this training is for structural employee..
Jadi saya disana berperan sebagai panitia penyelenggara, panitia serabutan.
Beralih ke isi pelatihannya, cuuuy..
Yup, sasaran dari pelatihan ini adalah ranah kognitif
setiap peserta diajak untuk merenungi kehidupan masa lalunya dan membayangkan akan jadi seperti apa masa depannya..
Masa lampau tentu tak selamanya indah. Melalui pelatihan ini, setiap peserta diminta untuk melupakan, memaafkan, dan level tertinggi mengikhlaskan apa yang sempat terjadi itu.
Keikhlasan terhadap masa lalu, menjadi salah satu komponen utama yang mendorong seseorang untuk menerima eksistensinya saat ini. Siapa dia, atribut-atribut yang menyangkut dirinya dan tetek bengek lainnya. Kondisi penerimaan terhadap diri sendiri ini lantas dilanjutkan oleh Sang Trainer dengan menu sesi pelatihan berikutnya yakni mengajak peserta untuk membayangkan masa depannya. Keinginannya dimasa depan, mimpi-mimpi dan cita-citanya dimasa datang. Pada akhirnya trainer membagikan tips jitu untuk memotivasi peserta dalam menggapai impiannya tersebut.
Over all, saya berpendapat bahwa pelatihan jenis tersebut penting dan wajib diberikan pada seluruh pegawai. Terlepas dari biaya pelaksanaannya tentu. Hehehe. Buat saya pelatihan tersebut, ibarat oase di tengah padang terik. Perjalanan panjang menggapai mimpi jelas membuat dahaga pemiliknya. Apalagi kalo mimpinya tak kunjung terwujud. Melalui pelatihan ini, kita dipaksa untuk berpikiran positif selalu. Pikiran positif, sangat melegakan jiwa.
Selain itu, kita diajak membangun kekuatan pikiran disana. Kekuatan pikiran yang dapat memerintahkan tubuh dan anggota tubuh lainnya untuk bergerak sesuai mimpi dan cita-cita yang terpahat dalam kognisi kita. Lebih dari itu, kita diajarkan untuk membangun niat. Niat yang notabene nya adalah hal utama untuk mewujudkan impian. Bahkan untuk melakukan kegiatan. Tanpa niat, segala sesuatu tidak akan berjalan. Niat adalah esensi dari usaha untuk mewujudkan mimpi.
Dan sebagai tindak lanjut, atas pelatihan tersebut, saya bertekad bukan hanya untuk senantiasa menjaga niat saya untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang telah saya patri dalam hati. Tetapi juga untuk secara perlahan melakuan aksi demi mimpi tersebut.
Komentar
Posting Komentar