Bandung-Cilegon-Bandung in Half Day (12 Hr)

Minggu 23 Oktober 2011,

Berita duka datang di Jumat 21 Oktober 2011. Setelah perjalanan panjang kurang lebih 6 jam, akhirnya tiba juga saya di Kediaman Mawar Cilegon. Sudah genap 6 minggu nih, melewatkan weekend di perantauan, tidak pulang karena berbagai alasan. Sedari tadi di Bis, mengingat akan segera tiba di Rumah dan kembali bercumbu dengan bantal kesayangan, membuat saya merasa senang. Meskipun tetap tidak sanggup membuat saya tetap terjaga. Wkwkwkw.. tipe pelor banget (nempel langsung molor). Berita menggembirakan lainnya adalah, karena saya berhasil untuk tidak ketiduran dan kebablasan sampe Terminal Merak. Alhamdulillah, tidak ingin rasanya.. terjebak lagii (2x kebablasan) di terminal sekaligus pelabuhan yang sebelas dua belas dengan Rambutan dan Tanjung Priok itu. Hiiy seram..

Sesampainya di Masjid Agung Kota Cilegon, para ojeg dengan tangkasnya menawarkan diri. Rupanya mereka masih memiliki attitude dengan membuat antrian narik. Tidak perlu menunggu lama, hanya dalam 10 menit, saya sudah tiba di depan Rumah. Membuka pagar, mengetuk2 pintu Rumah, salaman dengan Papa Mama. Yah, seperti biasa. Ritual ini dilanjutkan dengan ngobrol2 panjang. Disela-sela obrolan itu Mama menyampaikan kabar duka tentang meninggalnya Om yang merupakan anak kandung dari Adik Nenekku. Innalillahi wa innaillaihi rojiun.. Malam itu, diputuskan lah rencana untuk Ke Bandung pada Sabtu, 22 Oktober 2011 at 04.00 am Shubuh dini hari.

Huaa..rasanya tak ingin kembali secepat itu Ke Banduuung.. Baru aja sampee masa balik lagi.. Tapi itulah. Life is dynamic. Realitas kerap kali mengintervensi rencana yang telah jauh hari disusun. Cara menghadapinya bergantung pada kesiapan kita terhadap perubahan. Dan kembali lagi, manusia hanya bisa berencana.. selebihnya semua kembali kepada-Nya.

Dan malam pun terus bergulir bersama obrolan dan kriukan Picnic Roll Primarasa..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DAHULUKAN KONTEN DARI KEMASAN

Tentang Membangun Biro Konsultan SDM Part 1

Diantara Ekspektasi dan Realita