Tentang Upaya

Membuat ulasan mengenai upaya, membuat saya berpikir mengenai individual differences. Istilah yang seringkali diucapkan oleh seorang mahasiswa psikologi. Individual differnces merupakan istilah yang dilabelkan pada perbedaan individu yang membuat masing-masing menjadi unik. Sebagai contoh, cara seseorang berbicara, cara berjalan, cara makan dan lainnya. Terlepas dari keterkaitan budaya, kebiasaan atau nilai-nilai. Coba deh ente perhatiin disekitaran ente, pastilah ente menemukan apa yang saya disini sebut sebagai individual differences.

Hal yang sama berlaku juga pada saat seseorang mengupayakan sesuatu. Setiap orang memiliki ciri khas nya dalam berupaya. Katakanlah soal mencari jodoh. Baru baru ini, seorang klien saya mengajak saya berdiskusi soal mencari jodoh. Bagi kebanyakan orang mencari jodoh merupakan suatu tantangan tersendiri. Tapi memang situasinya seperti itu. Setiap orang menggunakan individual differences dalam berupaya. Ini bukan tentang maksimal atau tidaknya upaya seseorang. Melainkan mengenai bagaimana upaya seseorang, bagaimana cara seseorang berupaya ya dalam hal ini upaya mencari jodoh.

Klien saya yang tadi bercerita adalah seorang klien dengan tipikal pemalu. Menurutnya hambatan yang ada dalam dirinya adalah "Takut dengan Kekecewaan" sehingga yang ini mempengaruhinya dalam berupaya. Sebenarnya setiap orang memiliki hambatan layaknya hantu yang seringkali menghantui. Saya sendiri memiliki hantu "Takut Berbuat Salah", untungnya saya orang yang sedikit mudah melupakan atau nekad sehingga hantu yang tadi itu tidak begitu mengganggu saya dalam berupaya.

Kembali ke cerita sebelumnya, saya percaya bahwa klien saya sudah mengupayakan sesuatu. Upaya tersebut tidak akan terlihat apabila kita menyamakannya dengan upaya orang lain yang bisa jadi bentuknya bisa lebih tegas atau lebih nyata. Jangan salah, bahwa doa sendiri sebenarnya sudah merupakan suatu upaya. Dilanjutkan dengan amalan amalan yang lain seperti sholat hajat dan sholat tahajud, dhuha, sedekah dan lainnya. Ada juga yang lebih memilih upaya yang lebih nyata seperti mengenal banyak pria. Kemudian, berpacaran. Itu pilihan masing-masing, karena kembali upaya berkenaan dengan individual differences. Dan, pada saat upaya tersebut dirasakan sudah maksimal dalam bentuknya sendiri. Maka yang perlu dilakukan oleh setiap orang adalah bersabar dan menunggu takdir atau yang lebih familiar bagi saya adalah menunggu "Ketetapan Allah".

Yang ingin saya sampaikan disini pada ente ente sekalian, adalah bahwa upaya seseorang bisa berbeda. Bukan tentang maksimal tidaknya, tapi lebih berkaitan dengan karakter seseorang. Karena setiap upaya memiliki indikator maksimalnya masing-masing. Upaya dalam bentuk doa indikator maksimalnya adalah frekuensi dipanjatkan doa. Begitulah, seharusnya setiap orang saling menghargai dan tidak meremehkan upaya dari masing-masing orang.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEKERJAAN DULU DAN SEKARANG

Tidak Semua Emosi Layak Diperjuangkan

Mendobrak Paradigma Kedokteran: Inisiatif Perubahan yang Berasal dari Bawah