Asa Di Balik Cita Mewujudkan PLN Bersih



Sejatinya, tulisan ini pernah aku ikutkan pada serial Buku yang diluncurkan pada program PLM Bersih. Buku Saatnya Hati Bicara Jilid 2.. dan kali ini agar tidak hanya insan PLN yang melihatnya, maka aku muat tulisan ini pada blog kecintaanku ini..

Semoga dapat memberi manfaat... aminn

Dahulu, aku pernah sangat tidak mencintai dan mensyukuri amanah yang dipercayakan kepadaku sebagai newbie di PLN. Berbagai jenis orang memberikan pendapat yang beragam atas amanah tersebut. Ada yang menganggap itu hal sepele dan memandang sinis kepadaku karena menganggap kegundahanku adalah hal yang berlebihan. Ada pula yang selalu berdoa semoga aku dapat menyenangi pekerjaan ini dan semangat untuk menjalaninya.
Assistant Analyst Perencanaan Karir. Sederhanakan? Hanya 4 kata, tidak lebih, tapi dalam kesederhanaannya ia menuntutku untuk dapat bergerak cepat, tidak bisa santai dan yang utama adalah cermat dan teliti dalam mencari informasi. PLN pada masa itu berada dalam kondisi dimana posisi jabatan strukturalnya banyak ditempati oleh orang-orang yang akan pensiun, terlalu lama menjabat, kelebihan level kompetensi, belum lagi yang stroke atau pun meninggal dalam kerja. Pengisian jabatan segara merupakan kewajiban Bidang SDMO yang dituntut segera untuk ditunaikan. Dan jujur saja, dalam posisiku yang sebagai “keroco mumet” dan “anak baru” dua tahun yang lalu, kondisi itu membuat kepalaku nyaris pecah.
Sebenarnya yang membuat kepalaku nyaris pecah adalah kondisi dimana proses pengisian untuk masing-masing jabatan berbeda dan tidak dapat diberikan perlakuan yang sama. Mungkin pegawai PLN DJBB diluar sana menganggap pekerjaan mengisi jabatan adalah pekerjaan sederhana. Banyak orang mengetahui pengisian jabatan setelah proses Serah Terima Jabatan (Sertijab). Setelah pejabat tersebut mengisi posisi. Tetapi proses untuk mendapatkan pemimpin-pemimpin tersebut tidaklah mudah. Membutuhkan analisa, keakuratan data dan rekomendasi dari berbagai pihak yang kredibel. Hal ini dilakukan agar orang-orang yang menduduki jabatan merupakan orang-orang yang paling benar atau mendekati benar diantara kandidat lainnya. Karena pengisian ini akan berdampak pada kinerja unit dan PLN DJBB secara keseluruhan. Selain itu, jikalau kita mengisinya dengan asal sama saja “bunuh diri” karena jika kinerja orang tersebut jelek. Kembali lagi, Bidang SDMO yang harus melakukan pengisian.
Sesungguhnya pada setiap posisi, terdapat kekhasan. Banyak hal perlu dipertimbangkan. Misalnya saja untuk pengisian posisi Manajer Rayon Kelas III atau Manajer Rayon Prima yang notabenenya memiliki pelanggan TM dan TT. Hal yang dipertimbangkan dari sisi kandidat calon pengisi jabatan adalah pengusaan kelistrikan yang termanifestasi dari background pendidikan D3/S1 Listrik, serta keterampilan berkomunikasi terlebih pada penguasaan bahasa asing. Sedangkan ditinjau dari sisi penempatan, pertimbangan mengenai kondisi pelanggan, manajemen distribusi, karakteristik pegawai ataupun alasan mutasi yang beragam menjadi syarat yang harus dipenuhi. Lalu bagaimana jika kondisinya, tidak ada lagi Manajer Rayon Kelas II yang memenuhi kriteria tersebut sehingga rotasi tidak dapat dilakukan. Hal ini akan menjadi kendala bagi perencanaan karir karena regenerasi menjadi terhambat. Sedangkan untuk langsung mendudukan orang baru atau pegawai fungsional pada posisi Manajer Rayon Kelas III tentunya akan menjadi sorotan dari berbagai kalangan. Tetapi posisi tetap harus diisi dan pilihan untuk segera melakukan pengisian menjadi satu-satunya pilihan yang tersedia.
Sebenarnya kriteria pejabat yang  dirumuskan melalui Keputusan Direksi dan kebijakan Komite Appraisal PLN DJBB tidaklah berlebihan, termasuk dari sisi integritas kandidat yang dicalonkan. Tentunya manajemen dan Bidang SDMO sebagai pengelola pembinaan kompetensi dan karir pegawai menginginkan agar pemimpin yang menduduki jabatan strategis adalah pemimpin yang benar, yang dapat menjadi teladan dan membawa kepada keberhasilan. Lebih jauh lagi, diharapkan pada masa kepemimpinannya tidak ada pencopotan jabatan yang disebabkan integritas atau pun keteledoran dalam hal teknis ataupun soft skill sehingga kepemimpinannya dapat berlangsung lancar dan aman.
Keunikan ini harus segera aku pelajari jika mau selamat menyelesaikan job description ini. Hikmahnya adalah takdir  menginginkanku untuk dapat belajar banyak dari pekerjaan tersebut. Aku menyaksikan keteguhan dan tantangan menjadi pemimpin didepan mataku. Bukanlah pekerjaan yang mudah untuk menempatkan pegawai diposisi kunci. Menempatkan orang di jabatan strategis merupakan salah satu kewenangan Komite Appraisal, misalnya Manajer Bidang. Aku melihat sendiri betapa keras usahanya mencari informasi sana siniuntuk memvalidasi data SDMO mengenai kinerja orang tersebut. Belum lagi, tidak selamanya informasi yang didapat itu dapat dipercaya, sehingga harus mencari lebih dari dua perspektif agar informasi yang didapat objektif.
Semua usaha tersebut tidak lain untuk menegakan cita-cita luhur PLN Bersih. Asa dibalik cita mewujudkan PLN Bersih, bagiku secara eksplisit terlihat pada komitmen pemimpin dalam menujuk pejabat struktural. PLN DJBB pernah mendapatkan nilai sangat rendah dalam Integritas Layanan Publik yang dilakukan KPK Pada Triwulan ke tiga di tahun 2011. Pada saat itu, seperti biasa perintah sederhana keluar dari Komite Apprisal yang dampaknya tentu bermuara pada nasib orang. Perintah untuk menurunkan semua Supervisor Pemeliharaan Konstruksi Distribusi (Harkondist) dan Supervisor Pelayanan Pelanggan(PP).  Tidak mengizinkan mereka untuk menempati kembali posisi struktural kecuali apabila Manajer Areanya dapat menjamin integritas mereka. Perintah tegas tersebut turun untuk membenahi ILP PLN DJBB. Semuanya untuk PLN Bersih.
Pada saat itu, PLN DJBB sedang menjalankan Reorganisasi PPFA. Reorganisasi yang disebabkan oleh adanya perubahan proses bisnis Pemusatan Pengelolaan Fungsi Administrasi. Semula unit banyak mengusulkan Supervisor Harkondist dan Supervisor PP existingnya untuk menjabat lagi sebagai supervisor. Hal itu menguji keteguhan atasanku dalam menjalankan amanah Komite Appraisal yang juga tidak kalah hebat. Utusan-utusan Manajer Area banyak menghadap atasanku untuk bernegosiasi dalam menunjuk kembali Supervisor Harkondist dan PP. Atasanku memutuskan untuk menolak negosiasi kecuali bila Manajer Area dapat menjamin integritas orang tersebut. Keputusan yang sungguh menuntut keberanian.
Pekerjaan pengisian jabatan tidak dapat dilakukan sembarangan. Tidak dapat sembarang mengambil keputusan dan membutuhkan waktu panjang. Perlu berpikir dalam. Itulah mengapa proses mutasi memakan waktu. Apalagi apabila ada puluhan posisi yang harus dimutasi. Jangan ditanya berapa lama waktunya. Kendati begitu, SDMO tetap berusaha tepat waktu, karena kami tahu Unit membutuhkan pengisian yang cepat. Pengisian cepat dan berkualitas yang diharapkan berujung pada terciptanya PLN Bersih merupakan asa yang kutitipkan dibalik pekerjaanku.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEKERJAAN DULU DAN SEKARANG

Tidak Semua Emosi Layak Diperjuangkan

Mendobrak Paradigma Kedokteran: Inisiatif Perubahan yang Berasal dari Bawah