Berselingkuh di Lingkungan Perkantoran = Tidak Berintegritas?

Pada pemarapan berikut, tidak akan dalam membahas mengenai perselingkuhan itu sendiri. Tetapi fokus pada apakah perselingkuhan merupakan bentuk bahwa seseorang memiliki integritas atau tidak. Secara sederhana, jika dilihat dari kacamata keluarga tentu saja tidak berintegritas. Dengan alasan sudah mengkhianati pasangannya. Ketidaksetiaan terhadap pasangan adalah bentuk nyata dari pengkhianatan. Nah, tetapi yang menentukan tidaknya seseorang melakukan perselingkuhan adalah pasangan resminya karena setiap pasangan memiliki definisi yang berbeda tentang perselingkuhan itu sendiri.

Ada pasangan yang memang mengijinkan pasangannya untuk dekat dengan lawan jenis sampai dengan batasan tertentu, sepanjang tidak melakukan hubungan seksual maka pasangan tersebut sepakat bahwa itu adalah bukan perselingkuhan. Tetapi ada pula pasangan yang menganggap bahwa pergi berdua beberapa kali dengan lawan jenis lainnya dimana pasangannya tersebut memiliki perasaan terhadap lawan jenisnya tersebut adalah sudah dapat diartikan sebagai perselingkuhan. Ada pula yang memperbolehkan pasangannya berpacaran dengan lawan jenis lainnya dan rela bahkan sampai dengan melakukan hubungan seksual asalkan tetap kembali ke rumah. Dan itu sudah dimaklumi oleh pasangan satu sama lain. Pasangan jenis ini memaknai perselingkuhan sebagai sesuatu yang lumrah dan tidak masalah. Jarang sih yang seperti ini, tetapi ada.

Namun, jika perselingkuhan ini terjadi di lingkungan perkantoran, apakah dapat dianggap tidak berintegritas? Lalu sejauh mana perusahaan melakukan intervensi terhadap fenomena tersebut. Dalam hal ini, memang tetap dianggap tidak berintegritas terhadap keluarga. Tetapi terhadap perusahaan, karena faktornya yang mendorong perselingkuhan itu terjadi maka suatu yang ambiguitas jika langsung memberikan label tidak berintegritas. Cukup lah sebagai catatan kepegawaian seseorang. Mungkin saja dalam pekerjaan ia tetap dapat dipercaya. Memang ada jenis jenis orang yang lemah terhadap perasaan. Diluar itu, perselingkuhan sering juga terjadi bukan karena sengaja. Misalnya, terbiasa lembur bersama atau menghabiskan waktu terlalu lama membuat seseorang memiliki kecenderungan perasaan terhadap rekan kerjanya. Sehingga tetap perlu analisa yang lebih dalam untuk dapat mengenelarisir ketika seseorang melakukan perselingkuhan.

Diluar itu, sebenarnya perusahaan dan masing-masing yang berwenang dapat mencegah perselingkuhan terjadi di perkantoran. Misalnya, dengan tidak membiarkan ada perjalanan dinas berdua saja antar pegawai dengan gender yang berbeda. Bisa juga dengan tidak menempatkan pegawai di daerah yang jauh dengan keluarga atau menghimbau para pegawai untuk membawa keluarga jika harus mutasi ke luar daerah. Bisa juga dengan mengingatkan apabila melihat sesuatu yang janggal antara hubungan sesama pegawai. Hal yang sederhana sesungguhnya dapat menyelamatkan seseorang dari perselingkuhan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEKERJAAN DULU DAN SEKARANG

Tidak Semua Emosi Layak Diperjuangkan

Mendobrak Paradigma Kedokteran: Inisiatif Perubahan yang Berasal dari Bawah