Mind Your Own Business

Sebagai seseorang yang telah lama hidup di dunia, tentunya quote Mind Your Own Business akan terasa familiar. Quote tersebut dapat dimaknai untuk tidak mencampuri urusan orang lain atau dengan bahasa positif merupakan ajakan untuk lebih fokus terhadap urusan pribadi. Saya pikir itu sebuah nasehat yang baik, karena dari jaman dahulu manusia memang senang mengurus dan melirik urusan yang sebenarnya bukan urusan pribadinya.

Manusia sebagai makhluk sosial memang memiliki kecenderungan untuk perhatian kepada urusan orang lain. Di beberapa budaya hal tersebut didorong dengan keyakinan bahwa peduli terhadap orang lain adalah penting, misalnya peduli terhadap saudara kandung, kerabat dekat dan lainnya. Kepedulian dalam bentuk saling tolong menolong, saling mengunjungi dan hal umum lainnya. Tetapi tidak jarang kepedulian itu masuk ke ranah pribadi. Misalnya memberikan masukan yang sebenarnya tidak perlu. Berkomentar untul hal-hal yang justru membuat objek yang dikomentari menjadi panas dan tersiksa. Memang ada baiknya juga untuk tidak perlu mendengarkan setiap komentar orang dan perlunya sesekali bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Banyak hal lain bisa dilakukan untuk menghindari sikap terlalu peduli orang lain yang berdampak terhadap ketidaknyamanan diri pribadi kita, tetapi hal tersebut tidak akan terlalu dibahas dalam tulisan kali ini. Fokusnya lebih kepada si pelaku yang menaruh kepedulian berlebih tersebut.

Sebenarnya, sebagian orang memang merasa tertantang jika berhasil untuk masuk kedalam kehidupan orang lain. Usaha untuk mempengaruhi orang lain termasuk dalam menentukan keputusan-keputusan pribadi orang tersebut menjadi bentuk perwujudan dari kepedulian. Tidak salah sebenarnya apabila memberikan masukan untuk orang yang kita pedulikan, tetapi jangan sampai memaksakan pendapat. Karena saran yang kita sampaikan belum tentu tepat. 

Seringkali tanpa disadari juga, kita menyampaikan saran bukan dengan berkaca pada konteks orang yang mengalaminya. Tetapi pada pengalaman kita, yang belum tentu tepat. Jadi sebaiknya memberikan saran sewajarnya saja. Kemudian, untuk berkomentar juga perlu hati-hati, perlu mempertimbangkan dalam kondisi apa orang yang akan kita berikan saran. Apabila sedang dalam kondisi buruk, sebaiknya tidak diberikan karena dapat semakin mempengaruhi kondisi mood orang tersebut.

Lebih jauh lagi upayakan untuk lebih fokus pada urusan pribadi kita. Banyak hal tentunya dalam hidup kita yang lebih perlu diperhatikan ketimbang mengurusi permasalah hidup orang lain. Satu persatu orang terdekat kita yang berada dibawah naungan kita lebih berhak atas perhatian tersebut. Tidak jarang, seseorang lupa memperhatikan orang orang terdekatnya dan sibuk mencari perhatian sibuk memperdulikan orang lain demi popularitas. Supaya disebut sebagai orang yang berjiwa sosial atau agar disebut sebagai orang yang perhatian. Semakin banyak orang yang memperdulikan urusannya sendiri maka akan semakin banyak pula urusan yang diselesaikan, karena setiap orang fokus pada permasalahannya dan bukan permasalahan orang lain. Akhirnya, setiap orang benar benar menjalani kehidupannya bukan kehidupan orang lain karena memang tidak pernah akan mungkin menjalani kehidupan yang bukan milik kita.


Jakarta, Januari 2021

Andinaya

Komentar

  1. artikelnya bagus dan menarik, jika membutuhkan referensi bisa di sini http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/medika%20eksakta368eda26902full.pdf

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

DAHULUKAN KONTEN DARI KEMASAN

Tentang Membangun Biro Konsultan SDM Part 1

Diantara Ekspektasi dan Realita