PEKERJAAN DULU DAN SEKARANG


.
Mungkin terdengar gila apabila seseorang membuang karir yang telah dirintisnya beberapa tahun demi mengerjakan passionnya. Seorang dokter memilih berkarir sebagai komedian dan lantas bermain dalam sebuah film. Seorang dokter memilih aktif dalam dunia musik dimana menyanyi adalah jiwanya. Seorang pemimpin perusahaan mengundurkan diri dan memilih menjadi manusia biasa untuk mendapatkan kesejahteraan mental serta kasus lainnya.
.
Dulu bisa saja hal tersebut terdengar aneh dan dibilang gila. Tapi saat ini sudah biasa. Kita hidup dalam peradaban yang lebih sadar akan kebutuhan psikologis, passion, dan kesehatan mental. Seseorang bukan tidak khawatir dengan kebutuhan materiil, tetapi telah menyadari bahwa kebahagiaan yang hakiki bukan lagi sekedar terpenuhinya kebutuhan fisik. Banyak orang telah belajar kata cukup yang artinya jika kebutuhan materiil telah dicapainya ya maka cukup saja. Tidak harus mencari banyak apalagi berlebih. Lalu ia dapat meneruskan hidup untuk memenuhi kebutuhan jiwanya.
.
Kita hidup di zaman dimana pekerjaan bukan lagi dipandang kaku harus memenuhi standar tertentu. Bukan lagi dipandang sebagai sekedar penghargaan atas dirinya sendiri dan bagaimana ia layak dinilai masyarakat. Tetapi lebih kepada suatu media untuk memenuhi kebutuhan hidup sebagai alat untuk mencapai tujuan. Bukan lagi sebagai akhir kehidupan. Ketika pekerjaan bukan lagi dipandang sebagai status tapi sebagai mahakarya yang bertumpu pada output. Artinya bukan pada pekerjaan itu sendiri seseorang menyandarkan citra dirinya tetapi lebih kepada proses dan hasil dari pekerjaan itu sendiri. Untuk kemudian hasil tersebut dapat bermanfaat untuk orang lain. Dinikmati, mendatangkan inspirasi dan kebaikan lainnya. Sehingga tidak ada pekerjaan yang dapat dipandang rendah atau tinggi. Karena seluruh pekerjaan itu pasti memberikan manfaat.
.
Kita hidup di zaman dimana ibu rumah tangga pun sangat pantas dianggap sebagai sebuah pekerjaan. Ketika seseorang menjalaninya secara sungguh sungguh. Bahkan membuat indikator indikator yang dapat diukur secara kuantitas dan kualitas. Ketika seseorang menjalaninya bukan karena terpaksa tapi karena ingin dimana hal tersebut membawanya pada kesehatan mental yang lebih baik. Memang hal ini terlepas dari syarat pekerjaan perlu menghasilkan uang.
.
Kita hidup di zaman dimana pekerjaan seharusnya mendatangkan kebahagiaan. Membawa seseorang pada kehidupan yang lebih manusiawi apalagi jika membawa manfaat untuk banyak orang disekelilingnya. Sehingga tidak ada lagi pekerjaan yang dianggap lebih baik atau lebih buruk.
.
.
Jakarta, Mar 2021
.
.
.
#menulisaja #klipibuprofesional



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tidak Semua Emosi Layak Diperjuangkan

Mendobrak Paradigma Kedokteran: Inisiatif Perubahan yang Berasal dari Bawah